Minggu, 04 Oktober 2015

Nominal Denda Untuk Bonek FC Belum Diputuskan (Bonek FC berharap tak dideda Rp200 juta)


  • Komisi Disiplin Piala Presiden baru sekedar mendengar penjelasan dari CEO Bonek FC, Gede Widiade.
Bonek FC masih belum mendapat kepastian terkait sanksi mereka akibat walk-out pada leg kedua semi-final Piala Presiden kontra Sriwijaya FC, di Stadion Jakabaring.

Komisi Disiplin Piala Presiden pun sudah memanggil CEO Bonek FC, Gede Widiade, untuk dimintai kronologi pada Sabtu (3/10), di Jakarta. Terkait kepastian denda - dengan estimasi minimal Rp100 juta, masih belum dipastikan.

"Saat ini belum bisa kami putuskan. Karena pemanggilan Pak Gede hanya untuk meminta kronologi kejadian tersebut," jelas ketua Komdis, Asep Edwin.

Mahaka Sports and Entertainment selaku penyelenggara turnamen ingin Bonek FC didenda Rp200 juta. Tindakan Bonek FC pun membuat Mahaka memberlakukan regulasi baru pada semi-final. Yakni memberikan denda Rp1 miliar kepada tim yang melakukan walk-out di fase empat besar.

Sementara itu, Gede sempat menyatakan keberatan dengan nominal yang disebut Mahaka melalui CEO mereka, Hasani Abdulgani. Itu mengacu pada kondisi sepakbola Indonesia saat ini yang membuat tim-tim kesulitan.

"Jangan sebanyak itu. Bukan karena saya, tapi pemain. Sekarang keadaan semua lagi menderita. Kalau menurut saya jangan, karena ini untuk pemain," ungkap Gede.

Insiden walk-out terjadi lantaran Bonek FC keberatan dengan keputusan wasit Jerry Elly yang memberikan penalti kepada kubu tuan rumah pada menit 12'. Jerry menilai pemain Bonek FC melakukan handball, meski hal tersebut tak terjadi. Bonek FC mogok dan minta wasit diganti, namun hal itu tak bisa dilakukan dan akhirnya mereka walk-out

Kamis, 01 Oktober 2015

Sriwijaya FC Tak Ingin Ulang Kesalahan

  • Syakir dan Patrich menyatakan, pemain Sriwijaya FC kali ini lebih siap menghadapi Singo Edan.

Para pemain Sriwijaya FC bertekad tidak ingin mengulang kesalahan saat menghadapi Arema Cronus dalam pertandingan leg pertama semi-final Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (3/10).
Gelandang Syakir Sulaiman dan striker Patrich Wanggai menyatakan, kekalahan 3-1 yang didapat di fase grup lalu disebabkan mereka banyak melakukan kesalahan. Persiapan minim menjadi penyebab Sriwijaya FC belum memperlihatkan permainan terbaik.
Menurut Syakir yang ditemui di Stadion Gajayana, para pemain bakal lebih siap melakoni pertandingan menentukan ini.
“Kami sadari jika kami dulu banyak melakukan kesalahan, sehingga terjadi tiga gol mereka. Kali ini kami akan mencoba meminimalisir kesalahan dari pengalaman yang sudah kami dapatkan itu,” tegas Syakir.
Optimisme serupa dikumandangkan Patrich. Mantan striker Persipura Jayapura ini menyatakan, ia berusaha menebus kesalahan atas kegagalan menuntaskan dua peluang emas di fase grup.
“Arema punya kolektivitas permainan yang sangat baik. Semua pemain berbahaya, sehingga tidak bisa difokuskan kepada satu dua saja. Mereka juga mampu memperagakan permainan cepat. Jika ingin menang, kami tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun,” kata Patrich.
“Setelah hanya mendapatkan peringkat kedua, kolektivitas permainan mereka semakin membaik. Tetapi hal yang sama juga terjadi pada Sriwijaya FC. Karena persiapan pendek yang kami lakukan sudah semakin membaik.”
Sementara itu, pelatih Benny Dolo mengungkapkan, ia sudah mempelajari kekalahan Sriwijaya FC dari Arema di fase grup. Bendol, sapaan Benny, tetap menganggap Arema berbahaya sekalipun tidak diperkuat tiga pemain pilar.
“Arema adalah tim kawakan di Indonesia. Organisasi permainan mereka sama dari waktu ke waktu, bermain kolektif dengan tambahan skill bagus dari pemainnya. Kami sudah mempelajari dari kekalahan di babak penyisihan. Salah satu kunci untuk memenangkan [laga] adalah motivasi dari diri sendiri,” tutur Bendol.
“Kami tidak akan terpengaruh dengan absennya beberapa pilar mereka, karena kami menyiapkan strategi sendiri, dan itu jelas berbeda dengan laga sebelumnya.” (gk-48)