- Komisi Disiplin Piala Presiden baru sekedar mendengar penjelasan dari CEO Bonek FC, Gede Widiade.

Komisi Disiplin Piala Presiden pun sudah memanggil CEO Bonek FC, Gede Widiade, untuk dimintai kronologi pada Sabtu (3/10), di Jakarta. Terkait kepastian denda - dengan estimasi minimal Rp100 juta, masih belum dipastikan.
"Saat ini belum bisa kami putuskan. Karena pemanggilan Pak Gede hanya untuk meminta kronologi kejadian tersebut," jelas ketua Komdis, Asep Edwin.
Mahaka Sports and Entertainment selaku penyelenggara turnamen ingin Bonek FC didenda Rp200 juta. Tindakan Bonek FC pun membuat Mahaka memberlakukan regulasi baru pada semi-final. Yakni memberikan denda Rp1 miliar kepada tim yang melakukan walk-out di fase empat besar.
Sementara itu, Gede sempat menyatakan keberatan dengan nominal yang disebut Mahaka melalui CEO mereka, Hasani Abdulgani. Itu mengacu pada kondisi sepakbola Indonesia saat ini yang membuat tim-tim kesulitan.
"Jangan sebanyak itu. Bukan karena saya, tapi pemain. Sekarang keadaan semua lagi menderita. Kalau menurut saya jangan, karena ini untuk pemain," ungkap Gede.
Insiden walk-out terjadi lantaran Bonek FC keberatan dengan keputusan wasit Jerry Elly yang memberikan penalti kepada kubu tuan rumah pada menit 12'. Jerry menilai pemain Bonek FC melakukan handball, meski hal tersebut tak terjadi. Bonek FC mogok dan minta wasit diganti, namun hal itu tak bisa dilakukan dan akhirnya mereka walk-out.